NIINDO – Badan Kepolisian Nasional Jepang menyatakan pihaknya mengidentifikasi jumlah terbanyak 69 tersangka penipuan khusus yang beroperasi di luar negeri pada 2023. Istilah ini mengacu pada metode penipuan yang menggunakan panggilan telepon dan alat komunikasi lainnya.
Dalam laporan situasi kejahatan tahunannya, badan tersebut menyatakan telah mengonfirmasi 19.033 kasus penipuan khusus pada tahun lalu. Angka tersebut naik 1.463 dibandingkan tahun 2022, dan merupakan yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir.
Kerugian akibat penipuan tersebut berjumlah sekitar 44,12 miliar yen, atau hampir 300 juta dolar. Angka ini sekitar 47 juta dolar lebih banyak dibandingkan tahun 2022.
Baca juga : Pro Kontra Menyeruput Mie ala Orang Jepang, Sopankah?
Polisi menetapkan 2.499 tersangka terkait penipuan khusus. Dikatakan bahwa 69 di antaranya berbasis di luar negeri, termasuk Filipina dan Kamboja.
Jumlah kasus terbesar berasal dari penipuan tagihan, yaitu sebanyak 5.136 kasus, dengan kerugian mencapai lebih dari 13,8 miliar yen atau sekitar 93 juta dolar.
Kepolisian mengatakan terdapat lonjakan penipuan dukungan teknis. Para penipu menggunakan peringatan palsu bahwa komputer terinfeksi virus untuk mencuri uang tunai atau uang elektronik dari korban.
Badan Kepolisian Nasional berencana membentuk tim investigasi baru di departemen kepolisian nasional pada April untuk mendorong pemberantasan yang lebih komprehensif terhadap penipuan khusus. Tim khusus akan dibentuk, terutama di prefektur dengan kota-kota besar.
Dikutip dari NHK WORLD JAPAN