NIINDO – Sebuah komunitas akademis di Jepang mengatakan surveinya menunjukkan bahwa 80 persen pasien yang mengalami masalah ginjal setelah mengonsumsi suplemen “beni-koji” produksi Kobayashi Pharmaceutical pertama kali menemui dokter pada bulan Januari atau setelahnya.
Perkumpulan Nefrologi Jepang melakukan survei terhadap dokter anggota terkait pasien yang menggunakan produk Kobayashi Pharmaceutical yang mengandung bahan “beni-koji” atau beras ragi merah. Perkumpulan itu merilis laporan sementara pada Senin (01/04/2024).
Organisasi tersebut mengatakan para dokter melaporkan adanya 47 pasien yang menderita gangguan ginjal, dengan 46 di antaranya mengonsumsi “Beni-koji choleste-help”, sedangkan yang lainnya mengonsumsi “Naishi-help plus kolesterol”.
Baca juga : Dua Orang Lagi Meninggal setelah Mengonsumsi Suplemen “Beni-Koji”
Perkumpulan itu mengatakan sekitar 90 persen dari mereka berusia 40 hingga 69 tahun, dan hampir 70 persen adalah perempuan.
Dikatakan bahwa kunjungan pertama mereka ke dokter dilakukan pada bulan November. Sekitar 80 persen dari mereka menerima pemeriksaan pertama pada bulan Januari atau setelahnya.
Laporan tersebut menyebutkan lebih dari separuh pasien mengeluh kelelahan, kehilangan nafsu makan, urine tidak normal, atau gangguan fungsi ginjal. Dikatakan juga hampir 20 persen mengeluhkan masalah perut atau penurunan berat badan.
Sekitar tiga perempat dari mereka merasakan gejalanya mereda setelah mereka berhenti mengonsumsi produk tersebut. Laporan ini mencatat bahwa seperempat pasien menerima pengobatan menggunakan steroid dan dua pasien menjalani dialisis. Organisasi itu mengatakan sejauh ini tidak ada kematian yang dilaporkan dalam surveinya.
Baca juga : Otoritas Geledah Pabrik di Osaka Terkait “Beni-koji”
Wakil presiden organisasi itu, Isaka Yoshitaka, mengatakan perlu dikaji apakah ada hubungan sebab akibat antara gangguan ginjal dan asupan produk tersebut. Ia menjelaskan bahwa fungsi ginjal telah membaik di antara banyak pasien setelah mereka berhenti mengonsumsi produk itu.
Ia juga mengatakan penting bagi orang yang menggunakan produk tersebut untuk segera berhenti mengonsumsinya dan menjalani pemeriksaan kesehatan.
Kobayashi Pharmaceutical mengatakan, hingga Kamis (28/03/2024), lima orang meninggal setelah mengonsumsi produk tersebut.
Dikutip dari NHK NEWS JAPAN