NIINDO.COM – Akhiri lawatan di Tokyo, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berkesempatan untuk menyampaikan pidato kunci di Forum Asia Pacific Initiative (APIF) Sabtu (5/12) di Tokyo Jepang. Disebutkan Menko Luhut, hubungan Indonesia – Jepang saat ini telah berubah, dari pemberi – penerima donor menjadi mitra strategis di bidang perdagangan dan investasi.
“Indonesia tidak akan pernah melupakan dukungan Jepang terhadap pembangunan Indonesia pada tahun 1960 dan 1970an. Kini, dengan segala potensi keunggulan ekonomi yang dimiliki Indonesia, kami ingin terus bermitra erat dengan Jepang dalam mengatasi berbagai tantangan yang tengah dihadapi dunia saat ini”, tegas Menko Luhut dalam pidato kuncinya.
Pertemuan dengan Menteri METI Jepang
Dalam kesempatan terpisah, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir juga bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Kajiyama Hiroshi.
Baca juga : Luhut Minta Kapolda & Pangdam Bubarkan Kerumunan Massa Untuk Antisipasi Lonjakan Corona
Menko Luhut tegaskan komitmen Pemerintah Indonesia untuk terus berikan kepastian hukum kepada investor Jepang.
“Dengan adanya Omnibus Law UU Cipta Kerja, tentunya peraturan perpajakan Indonesia akan semakin baik”, tegas Menko Luhut Binsar Pandjaitan.
Sejumlah agenda strategis kerja sama bilateral Indonesia – Jepang turut diangkat Menko Luhut dalam pertemuan tersebut termasuk komitmen Jepang untuk realisasikan MRT Jakarta Fase 2 (dua) tepat waktu.
Agenda perubahan iklim juga menjadi pembahasan dalam pertemuan. Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Kajiyama Hiroshi mengatakan, Jepang berharap Indonesia dapat mendukung target Jepang untuk mencapai Carbon Neutral pada 2050.
“Kami siap dukung pencapaian SDGs Indonesia melalui teknologi Jepang. Proyek Carbon Capture Storage yang tengah dibangun di Gundih, Jawa Tengah merupakan salah satu bentuk komitmen Jepang”, demikian disampaikan Menteri Kajiyama Hiroshi.
Setelah melakukan lawatan di Tokyo, Menko Luhut dan Menteri BUMN Erick Thohir melanjutkan kunjungan ke Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia guna penjajajakan dukungan terhadap pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia atau lebih dikenal dengan Nusantara Investment Authority (NIA) yang merupakan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia.
SWF Indonesia merupakan lembaga yang dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang diberi kewenangan khusus guna mengelola dana investasi. Lembaga itu akan berfungsi mengelola investasi dan menunjang pembangunan ekonomi Indonesia.
Pemerintah Indonesia mengharapkan SWF Indonesia dapat mendorong perbaikan iklim investasi, pengembangan nilai aset negara dan menunjang pembangunan ekonomi dalam mendukung realisasi proyek-proyek prioritas nasional.
Dari hasil lobi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir di Tokyo, Pemerintah Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC) siap mendanai SWF Indonesia sebesar 4 Miliar USD (Rp 57 Triliun). Selain dengan JBIC, Luhut memastikan adanya dukungan dari 20 perusahaan investor potensial Jepang bidang finance dan energi.
Sebelumnya, dalam lawatan ke Amerika Serikat, diperoleh komitmen dukungan kepada SWF Indonesia dari The US International Development Finance Corporation (DFC) – Lembaga pembiayaan asal Amerika Serikat yang siap menyuntik 2 miliar US$. (Andylala)
Baca juga : Erick Thohir : Realisasi Investasi SWF Indonesia Rp 57 Trilyun Dari Jepang Masuk Awal 2021
Tonton juga :