Beranda » Luhut Minta Kapolda & Pangdam Bubarkan Kerumunan Massa Untuk Antisipasi Lonjakan Corona

Luhut Minta Kapolda & Pangdam Bubarkan Kerumunan Massa Untuk Antisipasi Lonjakan Corona

bubarkan-kerumunan-polisi-mulai-tegas-untuk-antisipasi-sebaran-corona?

NIINDO.COM – Tingginya angka penularan Covid-19 (Virus Corona) di Indonesia membuat Pemerintah bekerja keras lakukan segala cara untuk menekan lonjakan angka penularan Virus Corona di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan Jumat (4/12) menjawab pertanyaan seputar tingginya angka penularan Covid-19 (Virus Corona) di Indonesia, memastikan telah menginstruksikan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) dan Pangdam (Panglima Kodam) di seluruh daerah untuk mengambil tindakan tegas jika ada pengumpulan massa.

“Sebelum saya kemari (Tokyo) saya sudah beritahu Kapolda dan Pangdam tidak boleh ada sama sekali kumpul kumpul karena itu korbannya adalah rakyat sendiri. Kalau cuma dia (pengumpul massa) yang korban ya silahan lah. Tapi kalau korban orang lain dan membuat ekonomi ga bagus kan nda bertanggung jawab. Jadi saya pikir Presiden juga sudah kasih tekanan itu dan saya yakin kedepan akan jauh lebih baik”, tegas Luhut Binsar Pandjaitan di Wisma Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo.

Luhut Binsar Pandjaitan juga menyebut faktor hari libur dan kerumunan massa juga menjadi salah satu kenaikan angka penderita Corona.

Baca juga :  Jepang Pertimbangkan Keadaan Darurat Menyusul Lonjakan Corona

“Jadi memang kemarin itu akibat libur. Kemudian juga demonstrasi dan peristiwa kedatangan (Rizieq Shihab). Bagaimanapun itu ada pengaruh”, terang Luhut Binsar Pandjaitan.

Seputar vaksin Virus Corona, Luhut Binsar Pandjaitan pastikan Pemerintah sudah siapkan segala sesuatunya. Presiden Joko Widodo lanjut Luhut yang akan umumkan ke masyarakat terkait kesiapan Vaksin Virus Corona.

“Presiden akan umumkan sendiri untuk vaksin. Semua sudah kita siapkan. Dan Presiden juga sudah perintahkan ke saya untuk segera dorong. Dan vaksin mandiri sudah ada permen (Peraturan Menteri) nya. Pak Erik Thohir (Menteri BUMN) lagi kerjakan. Progresnya juga cukup bagus”, terang Luhut Binsar Pandjaitan.

Lebih lanjut Luhut juga jelaskan ada perbaikan sistim pendataan jumlah penderita Corona. Sehingga menurutnya ada keterlambatan pelaporan data yang mengakibatkan penumpukan jumlah penderita Corona

“Ada memang sistim data kita di Pusdatin (Pusat Data Informasi) itu yang belum sempurna. Ini sedang kita perbaiki sistim IT nya. Agak terlambat pelaporan sehingga ada data yang numpuk sehingga muncul angka yang fantastis. Jakarta hari ini flat, Jawa Barat up and down, Jawa Tengah flat, Jawa Timur up and down sementara Bali ok. Jadi basicly kota-kota besar cukup terkendali”, ujar Luhut Binsar Pandjaitan di Wisma KBRI Tokyo Jepang.

Kerjasama Dengan Jepang Bangun Rumah Sakit

Menko Kemaritiman & Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan, Pemerintah Pusat belum berencana membuka Bali untuk wisatawan khususnya mancanegara dalam menekan angka penularan Corona.

“Kita mau bikin Bali itu clean. Ngapain juga cepet-cepet dibuka untuk turis asing. Nanti kita buat semua yang mau ke Bali harus tes antigen. Dan kita siapkan di Bali isolasi terpusat yg dibayar oleh pemerintah. Dan tentunya termasuk Rumah Sakit”, ujar Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam kunjungan kerja di Tokyo untuk bertemu Otoritas Pemerintah dan kalangan pengusaha, Luhut menyampaikan ada komitmen Jepang kedepannya untuk membangun Rumah Sakit dengan standar internasional dan dokter dari Jepang.

“Jepang ini mau buat direct flight Tokyo Bali. Dan kita akan bikin seperti travel bubble. Bali kita siapkan Rumah Sakit bersama Jepang dengan standar internasional dan dengan dokter jepang. Dan Jepang wajib memberi pelatihan dokter kita di Universitas Udayana. Setelah itu lanjut di Jakarta dan Medan. Jadi kita ga buru2 buka itu (Bali). Kita siapkan dengan baik. Kalau sudah waktunya ya kita buka”, tegas Luhut Binsar Pandjaitan.

Angka penularan Virus Corona per 3 Desember 2020 mencapai 8.369 kasus per hari nya. Sehingga total ada 564.000 kasus. Angka kematian mencapai 17.479 orang. Dan yang sudah sembuh ada 466.000 orang. (Andylala)

Baca juga :  Menko Luhut : Jepang Akan Investasi 57 Triliun Rupiah untuk Dukung SWF Indonesia

Tonton juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.