NIINDO – Bank sentral Jepang (BOJ) mengalami kerugian di atas kertas terbesar yang pernah terjadi pada kepemilikan obligasi pemerintahnya dalam periode enam bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh kenaikan suku bunga jangka panjang setelah BOJ melonggarkan cengkeramannya pada imbal hasil obligasi 10 tahun pada Juli.
BOJ merilis laporan keuangannya untuk paruh pertama tahun fiskal 2023. Kerugian obligasi pemerintah Jepang (JGB) yang belum terealisasi adalah 10,5 triliun yen, atau lebih dari 70 miliar dolar, pada akhir September.
Angka tersebut melonjak tajam dari 157 miliar yen pada Maret. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak data pembanding tersedia pada tahun fiskal 2004.
BOJ telah membeli obligasi pemerintah dalam jumlah besar di bawah program pelonggaran moneter untuk mengeluarkan Jepang dari deflasi.
BACA JUGA : Jepang Akan Dorong Perusahaan untuk Berbagi Informasi Serangan Siber
Namun, penyesuaian kontrol kurva imbal hasil memicu kenaikan imbal hasil jangka panjang untuk JGB dan penurunan harga pasarnya.
BOJ mengatakan bahwa kerugian yang belum direalisasi tidak akan berdampak pada keuntungan jangka pendek atau manajemen kebijakan karena bank itu berencana mempertahankan obligasi tersebut hingga jatuh tempo.
Namun, para analis mengatakan mata uang dan suku bunga dapat terpengaruh jika kerugian laten terus meluas.
Dikutip dari NHK World – Japan