
NIINDO.COM – Di Sebuah hotel Bali di bagian utara telah berhasil memenangkan penghargaan sebagai hotel dengan desain terbaik tahun 2020 di ajang Dezeen Awards 2020.
Seperti dilansir dari Insider, The Tiing Hotel telah berhasil mendapatkan dukungan dari publik sebagai konsep hotel terbaik.
Dezeen Awards yang sudah tiga kali dilaksanakan ini memberikan penghargaan pada proyek arsitektur, interior, dan desain terbaik di seluruh dunia ini . dan Ada lebih dari 62.000 orang yang memberikan dukungannya untuk seluruh kategori di ajang ini pada tahun ini.
The Tiing Hotel ini berlokasi di kota tepi pantai di Tejakula, pantai utara Bali. Dan di Daerah ini bukan merupakan daerah populer untuk turis.
Untuk Wisatawan bisa mencapai hotel ini dengan melakukan dua setengah jam perjalanan melalui hutan dari Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar.
Baca juga : Jabar Siaga Bencana Hidrometeorologi hingga Pertengahan 2021
Pada Hotel ini didesain oleh arsitek Nic Brunsdon yang menyebut The Tiing Hotel sebagai “penghargaan untuk para pemberani”.Harga per malamnya cukup terjangkau, sekitar 43 dolar Amerika atau Rp 619.000. Total ada 14 kamar di hotel ini.Setelah mengunjungi lokasi hotel ini untuk pertama kalinya, Brunsdon mengatakan, ia ingin mendesain hotelnya mengikuti bentuk lanskap di sana.

Untuk melakukan itu, akhirnya ia mendesain tujuh “bilah”, yang terdiri dari kamar tamu yang masing-masing ada di lantai bawah dan atas setiap “bilah” tersebut yang menonjol ke luar.Setiap “bilah” yang berupa dinding tinggi menciptakan area seperti lorong. Lorong ini jadi salah satu spot paling Instagramable di The Tiing Hotel.
Pada Lorong ini juga mempunyai pemandangan langsung ke laut dan gunung yang sangat indah sekaligus menghalangi pandangan dari samping.Sementara kamarnya sendiri didesain untuk mendorong tamu agar bisa melepaskan lelah dan berhubungan satu sama lain.Tamu ini juga bisa menikmati pemandangan dari infinity pool pribadi yang ada di setiap kamar. Atau bisa juga bersantai di bak mandi dengan atap terbuka setelah seharian snorkeling dan berpetualang di air terjun yang ada di sekitar hotel.Di kamar hotel ini tidak ada televisi. Namun tamu akan memiliki pencahayaan alami yang cukup dengan adanya jendela besar setinggi pandangan mata.
Dan Menurut Brunsdon, para tamu ini akan hanya bisa fokus untuk berada di sana dan benar-benar ada, dengan langsung lautan di hadapan dan gunung di belakang.Brunsdon mendesain hotel ini sebelum pandemi Covid-19 melanda. Namun ia percaya bahwa konsep hotel yang ia bangun ini cocok sekali dengan wisata pasca-pandemi.
Tiing Hotel ini juga berlokasi dekat dengan desa nelayan, dan membuatnya terasa sangat tradisional Bali. Saat berkunjung ke sana pun, Brunsdon mengingat sempat melihat orang-orang lokal pergi melaut dengan perahu kayu tradisional dan pulang membawa 50 kilogram ikan tuna. merayakan Tejakula dan Bali, Brunsdon dan studio lokal Manguning mendesain hotel ini menggunakan beton dan bambu lokal.
“Berkeliling di sekitar pulau, ada banyak sekali lempengan dan kolom beton. Sebagian besarnya disangga oleh bambu,” tutur Brunsdon.Hal itu dapat terlihat dari dindingnya yang unik. Dinding bertekstur tersebut dibuat dengan cara menempatkan batang bambu ke dalam beton cair, membuatnya jadi ciri khas The Tiing Hotel. Tiing sendiri memang berarti bambu.
Sejauh ini, Bali masih menutup akses untuk wisatawan mancanegara hingga awal 2021. Namun ketika pariwisata kembali aktif, Brunsdon merasa lokasi Tiing yang ada di luar jalur turis biasanya akan sangat menarik untuk para turis.
Baca juga : Karena pandemi, banyak warga Jepang meninggalkan ibu kota Tokyo
Tonton juga :