NIINDO.COM – Pandemi virus corona menyebabkan ekonomi dunia menurun, begitu juga halnya di Jepang. Jepang mengalami penurunan permintaan Eksternal akibat adanya Covid-19 ini. Menurut data Kementerian Keuangan Jepang (11 Agustus 2020),Jepang membukukan surplus neraca berjalan pada level terendah, terutama akibat menurunnya bidang ekspor.
Baca Juga : Suhu Panas Di Jepang Saat Ini
Tercatat sebesar ¥ 167,5 miliar ($ 1,58 miliar) surplus akun saat ini atau surplus terendah sejak Januari 2015.
Baca Juga : Wali Kota Nagasaki Menyinggung Pelarangan Senjata Nuklir Saat Peringatan 75 Tahun Bom Nagasaki
Pada Juni tahun lalu, ekspor menurun 25,7% akibat penurunan pengiriman mobil dan suku cadang mobil ke Amerika Serikat. Bidang impor juga mengalami penurunan sebesar 14,4 %, yang mengakibatkan melebarnya defisit perdagangan menjadi ¥ 157,7 miliar.
Penurunan juga terjadi pada masuknya turis asing ke Jepang sebesar 99,9% akibat adanya pembatasan karena untuk pencegahan penularan virus corona, sehingga akun perjalanan ke defisit ¥ 157,7 miliar menurut data Kementerian Keuangan Jepang.
Baca Juga : Banyak Wanita dari Indonesia yang Bekerja di Jepang Kehilangan Pekerjaan Karena COVID-19
Penurunan ekspor menimbulkan kekhawatiran, bagaimana jika ekspor semakin menurun secara tajam dan berkepanjagan. Lalu apa yang terjadi bagi perekonomian dunia jika hal itu terjadi.
Baca Juga : Seminar Bisnis Matching ” Menjadi Pengusaha Tur Profesional Dengan Manajemen Bisnis Standar Jepang”
Kegiatan perekonomian di Jepang sudah mulai meningkat akibat di cabutnya keadaan darurat terkait virus corona oleh pemerintah Jepang . Toko-toko, Departemen Store, dan Restaurant sudah mulai buka. Namun memang jam bukanya masih dikurangi oleh pemerintah Jepang. Namun virus corona ini masih menjadi kekhawatiran di seluruh dunia, walaupun sudah mulai menuju normal kembali.
Lihat Juga :