Beranda » Alasan Jepang Buru Paus Sampai Ekstrem Bangun Kapal Raksasa

Alasan Jepang Buru Paus Sampai Ekstrem Bangun Kapal Raksasa

NIINDO – Jepang masih menormalisasi perburuan ikan paus, mamalia terbesar di dunia yang terancam punah. Hal ini terlihat dari diluncurkannya Kangei Maru, kapal induk penangkapan ikan paus baru senilai US$48 juta (Rp780 miliar) oleh perusahaan Kyodo Senpaku.

Kapal Kangei Maru berukuran 370 kaki dan berbobot 9.300 ton. Kapal ini lebih besar dan lebih gesit dari pendahulunya, dan dilengkapi drone canggih yang mampu menempuh jarak 100 kilometer (62 mil) sehingga awak kapal yang lebih kecil dapat dengan cepat menemukan dan membunuh paus.

Kapal baru ini menggantikan Nisshin Maru , kapal pabrik penangkapan ikan paus terkenal yang dijuluki oleh para aktivis sebagai “rumah jagal terapung” yang dinonaktifkan pada tahun 2020 setelah lebih dari 30 tahun beroperasi, di mana kapal tersebut sering bentrok dengan aktivis anti-perburuan paus.

Baca juga : Tirai di Spot Foto Gunung Fuji Akan Diganti Setelah Ditemukan Berlubang

Lalu mengapa Jepang masih memburu ikan paus?

Laporan CNN International yang dikutip Sabtu (1/6/2024) menyebut selama beberapa dekade, Jepang membenarkan penangkapan ikan paus dengan kedok “penelitian ilmiah”.

“Paus adalah sumber makanan yang penting dan harus dimanfaatkan secara berkelanjutan berdasarkan bukti ilmiah,” kata juru bicara pemerintah Yoshimasa Hayashi bulan ini, saat ia mengumumkan proposal untuk memburu paus sirip, spesies paus terbesar kedua setelah paus biru.

Berdasarkan hukum Jepang, tiga spesies paus diizinkan untuk diburu di perairan teritorial dan zona ekonomi eksklusifnya – paus sei yang terancam punah, paus minke yang terancam punah, dan paus Bryde, paus sirip yang terancam punah akan ditambahkan ke daftar tersebut.

Sementara Presiden Kyodo Senpaku, Hideko Tokoro, mengatakan dia makan daging ikan paus setiap hari karena baik untuk kesehatan.

“Daging ikan paus tidak hanya enak, tapi juga baik untuk Anda,” kata Tokoro kepada wartawan selama tur di kapalnya, sambil berbicara tentang “manfaat kesehatan” dari makan ikan paus, dan mengklaim bahwa daging tersebut dapat menyembuhkan rambut rontok dan kanker.

“Saya yakin daging ikan paus dan nasi adalah (kombinasi) yang sangat baik untuk masyarakat Jepang. Tidak ada keraguan tentang itu, jauh lebih enak daripada daging sapi dan roti.”

Baca juga : Produksi Makanan Laut Jepang Kurang dari 4 Juta Ton Dua Tahun Berturutan

Kepercayaan tersebut membuat perusahaanya meluncurkan kampanye hubungan masyarakat yang agresif untuk mempromosikan daging ikan paus dan menggaet generasi baru pengunjung muda selama bertahun-tahun.

Jepang adalah salah satu dari tiga negara – bersama dengan Norwegia dan Islandia – yang terus melakukan perburuan ikan paus.

Para pejabat dari ketiga negara itu berpendapat bahwa industri ini merupakan bagian penting dari budaya dan sejarahnya – dan juga memberikan ketahanan pangan.

Padahal penangkapan ikan paus komersial dilarang pada tahun 1986 berdasarkan moratorium yang dikeluarkan oleh Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional (IWC) setelah populasi paus hampir punah karena ulah manusia.

Menurut IWC, pemburu paus Jepang tercatat telah membunuh 333 paus minke di Samudra Selatan pada kurun tahun 2018-2019.

Dikutip dari CNBC Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.