NIINDO.COM – Jepang mengkonfirmasi lebih dari 3.700 kasus virus korona pada hari Kamis (25/12) menandai penghitungan harian tertinggi selama 2 hari berturut-turut. Tokyo dan beberapa prefektur lain terus melaporkan rekor jumlah infeksi di tengah meningkatnya kekhawatiran atas tekanan pada sistem medis.
Dikutip dari The Mainichi Shimbun, total kumulatif Jepang dari kasus yang dikonfirmasi mencapai 211.000, menurut penghitungan Kyodo News berdasarkan data resmi. Korban tewas naik menjadi lebih dari 3.100.
Kementerian Kesehatan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan mencatat, lebih dari 640 orang telah menunjukkan gejala parah.
Di Tokyo, 888 kasus baru dilaporkan pada Kamis (25/12), melebihi rekor sebelumnya 821 yang tercatat pada 17 Desember. Sementara korban tewas di Tokyo melampaui 580.dan menjadikan total kumulatif di ibukota menjadi 54.018.
Baca juga : 273 Guru Di Jepang Dihukum Karena Kasus Pelecehan Sexual Terhadap Murid Di 2019
Tiga prefektur yang berdekatan dengan Tokyo juga mencatat catatan harian, dengan 495 kasus dilaporkan di Kanagawa, 251 di Saitama dan 234 di Chiba.
Panel virus korona Pemerintah Pusat mengatakan, sulit untuk menahan Virus Corona di daerah pedesaan kecuali penyebaran infeksi dibendung di kota-kota besar.

Rekor Harian Tertinggi, Lebih dari 3.700 Kasus Corona Di Jepang. sumber ©detik.com
Angka infeksi bulanan di Tokyo pada Desember mencapai 13.000 dan telah melampaui total untuk November ketika angka tertinggi sebelumnya tercatat 9.850 kasus.
Pemerintah metropolitan Tokyo sejak 17 Desember telah meningkatkan kewaspadaannya mengenai tekanan pada sistem medis ke level tertinggi dari empat tingkat. Termasuk diantaranya telah meminta penduduk untuk menahan diri dari perjalanan yang tidak penting.
Restoran, bar, dan tempat lain yang menyajikan alkohol telah diminta untuk mempersingkat jam buka mereka dengan tutup pukul 10 malam.
infeksi baru di Tokyo termasuk kasus seorang pria Jepang berusia 30-an yang baru-baru ini tinggal di London. Pemerintah metropolitan berencana untuk memeriksa apakah ia telah terinfeksi varian virus yang bermutasi, berpotensi lebih menular, yang telah ditemukan di Inggris dan negara-negara Eropa lainnya.
Antisipasi Lonjakan Corona, Pemerintah Jepang Hentikan Go To Travel
Pemerintah Jepang menangguhkan program subsidi untuk mempromosikan pariwisata domestik secara nasional atau disebut ‘Go To Travel’ selama liburan Tahun Baru di tengah lonjakan kasus virus korona.
Perdana Menteri Yoshihide Suga pekan lalu mengatakan, penghentian program Go To Travel akan berlangsung jelang akhir Desember 2020 hingga pekan kedua Januari 2021.
“Kampanye “Go To Travel” akan dihentikan dari 28 Desember hingga 11 Januari. Dan apakah akan memulai kembali program, akan diputuskan pada saat itu berdasarkan situasi terbaru”, demikian Yoshihide Suga pada pertemuan satuan tugas pemerintah tentang tanggapan lonjakan virus Corona di Jepang.
Sementara itu, 12 operator kereta api dan kereta bawah tanah di wilayah metropolitan Tokyo tidak akan menjalankan layanan sepanjang malam mulai 31 Desember hingga 1 Januari. Kebijakan ini adalah salah satu bagian dari tindakan pencegahan meluasnya pandemi Virus Corona. (Andylala)
Baca juga : Suhu Udara di Jepang Diprediksi Sangat Dingin pada Akhir Tahun 2020
Tonton juga :